Kau ingat kisah kita beberapa tahun
yang lalu ??
Dimana kau dan aku berbagi canda
berbagi tawa..
Juga mencurahkan kesah dan air mata..
Kita bersama..
Kau yang saat itu tersipu malu, dan
aku yang tak tahu malu..
Mendekatimu, tanpa kau tahu rasa
hatiku..
Seperti apa ?? tahukah kamu ??
Coba kau lihat dedaunan yang kering di
tangkai itu..
Hanya tergantung tanpa kehidupan..
hanya tinggal jatuh..
Layaknya itu ketika ku mendekatimu,
untuk pertama kali..
Lalu kisah itu beranjak.. kita jadi
semakin dekat..
Kita saling mengenal, semua tentang
masing-masing diri..
Rasa malu entah telah terbang kemana..
Aku bahagia, untuk pertama kalinya
bersama wanita..
Dan wanita itu dirimu.. cinta
pertamaku..
Apa ?? cinta ?? aku jatuh cinta ??
Entah apa namanya, aku sulit menjelaskan..
Yang pasti, aku ingin tersenyum setiap
hari, bersamamu..
Mungkin bukan aku, tapi kita yang akan
tersenyum tiap hari, iya aku sangat berharap itu terjadi..
Tetapi, tiba-tiba mendung datang..
tidak terkirakan..
Angin kencang, sepertinya badai..
Badai yang ingin merusak kedekatan
kita..
Dengan fitnah dan omong kosong
belaka..
Engkau sempat terbawa, tapi aku
berusaha..
Berusaha agar kau tetap percaya..
Dan aku bisa, lalu apa yang kau lihat
setelah badai ini berhenti ??
Pelangi yang berwarna-warni, dan udara
yang hangat..
Seperti kehangatan kita yang terjalin
kembali, demi warna-warni kehidupan yang semula aku harapkan..
Waktu seperti cepat sekali berdetak,
tak terasa telah lama aku bersamamu dalam kehangatan ini..
Dari badai yang telah kita lewati,
dari fitnah yang telah kita lalui..
Dan kau pun mengatakan, bahwa kau
menyayangiku..
Seperti layaknya aku menyayangimu..
Rasanya belum sempurna jika kita
saling menyayangi, tetapi belum terikat dalam suatu hubungan..
Namun kau berkata “aku belum siap, aku
belum mendapat restu”..
Aku mencoba mengerti, bahwa karena tak
selamanya cinta itu mudah..
Dipersimpangan ketika aku menunggumu..
Letupan itupun terjadi lagi, kali ini
letupan yang besar..
Banyak sekali yang tidak menyukai
kita, harusnya kau tahu itu..
Dan akhirnya, ternyata kau lebih
mempercayai mereka..
Aku sangat kecewa, sungguh sangat
kecewa..
Aku memutuskan untuk diam, agar
masing-masing kita bisa intropeksi...
Aku diam karena aku ingin mendinginkan
suasana..
Bukan untuk meningalkanmu.. kenapa ??
Karena aku belum sanggup hidup tak
bersamamu..
Dan belum tahu cara bagaimana hidup
tanpamu..
Tetapi disaat diam itu berlarut..
Kau telah memiliki kekasih..
Tak perlu kau tahu bagaimana rasanya
hati ini..
Sakit sekali.. sangat sakit.. hatiku
hancur..
Ternyata wanita yang telah ku relakan
waktuku untuk menunggunya..
Mengkhianatiku..
Mengingkari janjinya..
Menyalahi perasaannya...
Sulit sekali untuk menerima..
Namun setelah sekian lama..
Akhirnya aku memahami..
“bahwa dunia itu berputar”
Tak selalu siang itu terang, dan tak
selalu malam itu gelap..
Cukup hujan yang mengetahui keperihan
hatiku..
Dimana ku harap angin akan membawa
kisah ini, sejauh-
jauhnya..
Lalu apa kabar hatiku saat
ini ??
Harusnya kau tahu, dan
harusnya kau yang menjawabnya…
Bagaimana perasaan kita
disaat bersatu..
Meskipun belum terikat
suatu hubungan..
Seharusnya kau tahu,
betapa besarnya rasa cintaku kepadamu..
Hingga ku merelakan semua
yang berada pada diriku..
Hanya untuk sekedar
membuatmu mengerti, betapa aku menyayangimu…
Tanyalah hatimu sendiri,
aku mohon..
Siapa yang salah ??
Aku atau kau ??
Namun ku kira tak ada yang
bisa disalahkan..
Masing-masing dari kita
memang seharusnya mengerti..
Mengerti dimana tak
selamanya cinta itu indah..
Memahami konsekuensi bilamana
kita terjun ke dalamnya..
kita harus bersiap untuk
jatuh dan tersakiti..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar